Disleksia secara sederhana dapat di identifikasi sebagai salah satu gangguan belajar, seperti membaca dan menulis. Meskipun, untuk menentukan adanya kecenderungan disleksia pada seseorang tentu harus dilakukan serangkaian tes tertentu. Karena, tak semua orang yang mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis mengidap disleksia.
Untuk meringankan beban belajar, ada beberapa terapi disleksia yang dapat dilakukan. Terapi semacam ini, dapat membantu seseorang dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Disleksia, bahwa federasi neurologi dunia mengutarakan bahwa disleksia adalah sebuah gangguan manifestasi. Kesulitan dalam belajar membaca di luar instruksi konvensional, kecerdasan memadai, dan kesempatan untuk bersosialisasi.
Dari situ, dapat diambil kesimpulan, bahwa seseorang dengan disleksia tak hanya mengalami gangguan belajar baca-tulis saja. Namun juga ada masalah dalam sosial emosional disana. Maka, terapi yang dilakukan untuk disleksia, tak hanya untuk membuatnya mampu membaca dan menulis dengan baik. Namun terapi disleksia juga untuk menumbuhkan ritme mood-nya.
1. Terapi Yoga
Sudah bukan rahasia lagi, kalau yoga memang memiliki manfaat untuk ketenangan jiwa. Selain itu, Yoga juga mampu melatih daya konsentrasi dan fokus. Ini merupakan salah satu solusi jitu dalam membantu penderita disleksia.
Sudah bukan rahasia lagi, kalau yoga memang memiliki manfaat untuk ketenangan jiwa. Selain itu, Yoga juga mampu melatih daya konsentrasi dan fokus. Ini merupakan salah satu solusi jitu dalam membantu penderita disleksia.
Menurut seorang Instruktur Yoga ternama, Imelda, terapi Yoga yang dilakukan secara rutin, mampu membantu anak dalam memusatkan pikiran. Utamanya, dalam mengingat bentuk huruf dengan tepat.
2. Terapi JARI
Terapi JARI merupakan salah satu terapi disleksia yang paling banyak diterapkan untuk penderita disleksia. Nah, jika Klepusher yang memiliki buah hati dengan kecenderungan disleksia, dapat melakukannya sendiri dirumah lho.
Terapi JARI merupakan salah satu terapi disleksia yang paling banyak diterapkan untuk penderita disleksia. Nah, jika Klepusher yang memiliki buah hati dengan kecenderungan disleksia, dapat melakukannya sendiri dirumah lho.
JARI merupakan singkatan dari Jelas, Apresiasi, Riang dan Intensive. Dengan teknik ini, belajar menjadi semakin menyenangkan. Bahkan, tanpa disadari, si kecil dapat bermain sambil belajar.
Ada 4 poin penting dari teknik JARI sebagai terapi disleksia yang perlu Klepusher tahu.
Pertama adalah Jelas. Dimana Klepusher dapat menyebutkan sebuah kata dengan lambat, namun dengan suara yang lebih keras. Hal ini untuk memberi kesempatan pada anak untuk memperhatikan mimik bibir, dan mempelajari lafalnya dengan benar melalui suara.
Yang kedua adalah Apresiasi. Tak harus dalam bentuk bingkisan maupun hadiah. Apresiasi dapat berupa pujian dan kata-kata manis. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya.
Kemudian, Riang. Belajar membaca atau menulis sejatinya merupakan hal yang sulit bagi penderita disleksia. Untuk itu, diperlukan suasana yang menyenangkan dan kondusiv, untuk membuat belajar menjadi hal yang tak membosankan.
Dan yang terakhir adalah Intensive. Kala mengajarkan tentang pengenalan huruf pada anak disleksia, diperlukan pengulangan secara intensiv. Apalagi jika sudah masuk ke taham mengeja atau bahkan membaca. Untuk itu, diperlukan pengulangan, agar terpatri pada memori.
3. Terapi Multisensory
Seperti namanya, teknik ini melibatkan berbagai sensor tubuh atau indera. Seperti indera penglihatan, Indera pendengaran, dan indera peraba. Nah, untuk melakukannya, Anda dapat mengajak si kecil bermain tebak-tebakan. Bisa menggunakan mainan dirumah, semisal plastisin (playdoh).
Seperti namanya, teknik ini melibatkan berbagai sensor tubuh atau indera. Seperti indera penglihatan, Indera pendengaran, dan indera peraba. Nah, untuk melakukannya, Anda dapat mengajak si kecil bermain tebak-tebakan. Bisa menggunakan mainan dirumah, semisal plastisin (playdoh).
Anda dapat mengajak si kecil bercerita tentang satu kisah, dengan tokoh utama yang diberi nama satu huruf. Buatlah bentuk huruf tersebut bersama-sama menggunakan plastisin. Kemudian, dengan contoh tersebut, minta si kecil menulis ulang bentuk huruf tersebut disebuah papan tulis. Sambil meneruskan sebuah dongeng, hingga selesai.
Setelah dongeng selesai, tanyakan kembali kepada si kecil, tentang nama tokoh utamanya tadi. Yang sudah dibuat dengan plastisin, dan ditulis ulang pada sebuah papan. Setelah ia menyebutkan dengan jelas dan benar, lalu minta untuk menulisnya kembali pada sebuah kertas, tanpa melihat contoh.
Terapi disleksia harus dilakukan secara berulang. Selain membutuhkan kesabaran, juga konsistensi. Klepusher dapat meminta bantuan psikolog untuk mendampingi tumbuh kembang anak disleksia.
Featured Image: Pixabay.com - ponce_photography
Editor: Abu Aqillah
0 Komentar
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang komunikatif, sopan, berbobot, dan tentunya yang relevan.
Jika kedapetan mengandung unsur p#rn#, ujaran kebencian, Sara, politik, link aktif, hoax maka akan dihapus.
✌❤😁
🙏Terimakasih🙏