Jika kamu Jalan-jalan ke Tempat Wisata Taman Nasional Pulau Komodo dan mengamati perilaku komodo yang sekarang pasti kurang agresif atau mulai jinak.
Ilustrasi Komodo Jinak di Tempat Wisata Taman Nasional Komodo. Photo by David Clode on Unsplash |
Sebenarnya ada baiknya sih jika komodo mulai jinak dengan manusia, lantaran banyak sekali dari para pengunjung yang ingin berinteraksi secara langsung. Mulai dari menyentuhnya, memberi makan, dan berswafoto.
Namun tentu itu tidak direkomendasikan ya Klepusher, meskipun mereka semakin jinak, mereka tetap masuk ke dalam kategori binatang buas. Insting kebuasannya bisa muncul kapan saja.
Ungkapan bahwa Komodo yang menyandang sebagai kadal terbesar di dunia kian menjinak senada dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Balai Taman Nasional (TN) Komodo Lukita Awang Nistyantara melalu CNN Indonesia (27/6/22)
Menurutnya, Komodo sekarang yang berada di kawasan tempat wisata lebih jinak dibanding dengan komodo yang berada di hutan liar.
Komodo liar cenderung lebih agresif serta sangat waspada dengan kehadiran manusia.
Penyebab Komodo di Tempat Wisata Taman Nasional Komodo yang mulai jinak.
Adanya atraksi wisatawan yang memberi makan kepada komodo membuat semakin jinak.
Pada dasarnya Komodo adalah binatang pemangsa dimana mereka mendapatkan makanan dari hasil perburuan mereka.
Mereka menaklukan mangsa mereka dengan melumpukan mangsanya dengan gigitan yang beracun dari air liurnya.
Namun karena ada interaksi inilah yang menjadikan komodo semakin menjinak. Karena mereka (komodo) lambat laun mereka tidak lagi perlu berburu untuk mendapatkan makanan.
Demi menjaga keaslian komodo yang bukan hanya melestarikan dan menjaga jumlah populasi dan habitatnya namun juga perilaku aslinya, atraksi pemberian makan pun dihentikan demi
"Dampak dari situ akhirnya kita sejak 2017 kita menghentikan memberikan makan. Karena mengubah perilakunya," tambah Lukita.
Interaksi wisatawan yang datang ke tempat wisata Taman Nasional Komodo penyebab Komodo lebih jinak. [h1]
"Ternyata komodo di tempat wisata itu perilakunya berubah, kewaspadaannya berkurang. Dia cenderung dekat dengan manusia. Sementara yang di tempat non-wisata, dia [komodo] melihat manusia akan menjauh," ungkap Lukita dilansir dari laman CNN Indonesia saat berada di konferensi pers Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Senin (27/6).
Tentunya wisatawan yang berwisata alias jalan-jalan ke habitatnya komodo ini ingin merasakan sensasi berinteraksi dengan reptil kadal terbesar sedunia ini.
Interaksi wisatawan bisa macam-macam, ada yang memberi makan, berfoto dan lain-lain. Padahal ini adalah habitatnya, mereka (wisatawan) tidak sedang berkunjung ke subah kebun binatang. Dimana para wisatawan kebun binatang pasti akan berinteraksi dengan binatang-binatang yang ada didalanya.
Perbedaan Komodo di tempat wisata Taman Nasional Komodo dengan Komodo di tempat non-wisata, Jinak vs Liar.
Komodo di tempat non-wisata memang lebih agresif, bahkan jika melihat manusia mereka (komodo) akan menjauh.
Selain perilakunya, bobot komodo yang berada di tempat non-wisata juga sedikit berbeda yaitu sekitar 80kg saja.
Berbeda dengan komodo yang berada di kawasan wisata. Komodo yang berada di kawasan wisata justru tidak perlu berburu untuk mencari makan. Mereka bisa mendapatkan makanan dari wisatawan.
Bobot yang mencapai 100kg, akan mempengaruhi kemampuan jelajah dan berburu mereka.
"Kalau misalnya komodo menjadi agak sulit bergerak, dia artinya akan menangkap mangsanya kan lambat kemampuannya," papar Irman Firmansyah dari Tim Ahli Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem di Pulau Komodo, Pulau Padar, dan Kawasan Perairan di Sekitarnya.
Tentu akan menjadi sesuatu yang wagu jika kelak ketika kita jalan-jalan ke pulau komodo tidak bisa menonton adegan Komodo berburu rusa di alam liar.
"Jangan sampai tiba-tiba komodo di Pulau Komodo sudah tidak bisa mengejar rusa. Ini salah satu saja, mungkin ahli komodo bisa lebih menjelaskan. Tapi ini secara umum ya, jadi sulit melakukan makan secara alami, apalagi fight. Itu gambarannya," imbuh Irman.
0 Komentar
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang komunikatif, sopan, berbobot, dan tentunya yang relevan.
Jika kedapetan mengandung unsur p#rn#, ujaran kebencian, Sara, politik, link aktif, hoax maka akan dihapus.
✌❤😁
🙏Terimakasih🙏