Pagi yang cukup cerah, asyik kalau dimanfaatkan buat jalan-jalan di sekitar jalan Malioboro sambil menikmati suasana.
Dari hembusan angin, keteduhan pepohonan, kursi-kursi bagi para pedestrian, hingga hiruk pikuk kebahagiaan orang-orang yang berkunjung di Jalan Malioboro.
Semua bisa dinikmati dengan suasana hati yang tenang dan tentu jangan cuma dinikmati saja ya. Jangan lupa difoto alias didokumentasikan.
Di jalan Malioboro ini sudah cukup memanjakan para pedestrian lho. Kenapa? Nah berikut ini alasannya.
One Way
Tulisan One Way pada sidewalk timur ke arah selatan Jalan Malioboro. Foto Dokumentasi Sparklepush.com |
Semakin padatnya pengunjung di Jalan Malioboro tentu akan mempersulit ruang gerak kita. Bayangin aja kalau setiap 5-10 detik Klepusher jalan harus selalu berpapasan dengan pejalan kaki lainnya, tentu akan menghambat laju kita.
Hal ini tentu akan membuat kita tidak nyaman.
Namun, dengan diterapkannya One Way pada sidewalk jalan Malioboro untuk para pedestrian ini memungkinkan pejalan kaki hanya melakukan laju searah sehingga tidak menghambat lajunya pejalan kaki. Ya, begitulah menurut kesimpulan dan penilaian sparklepush.com.
Sidewalk Jl Malioboro terbagi menjadi dua, yaitu bagian timur dan bagian barat.
Untuk bagian timur, aturan One Way diberlakukan bagi para pedestrian atau pejalan kaki untuk melakukan aktifitas jalan-jalannya dari Utara ke Selatan menuju 0KM Malioboro.
Sedangkan pada bagian barat, One Way diberlakukan untuk para pedestrian atau pejalan kaki yang jalan-jalan dari 0KM Jl Malioboro ke utara yang berakhir di jalan Pasar Kembang.
Terus gimana kalau pingin ke barat karena ingin melihat-lihat dagangannya para penjual di toko-toko sepanjang jalan Malioboro di sebelah barat ini?
Ya, gampang, kamu tinggal nyebrang aja.
Dan kalau mau jalan lagi ke selatan menuju titik 0KM Malioboro ya balik lagi ke sidewalk bagian timur.
Ribet?
Nggak sih, justru dengan seperti ini mobilitas para pengunjung lebih terarah dan tidak perlu mengganggu laju orang lain karena berpapasan.
Selain sebagai pengatur mobilitas para pejalan kaki, [aturan] One Way ini juga dilakukan dalam rangka menerapkan protokol Covid19, dimana pada saat itu kita dihadapkan dengan sebuah realita untuk menerapkan pola hidup New Normal.
Salut deh sama Pemerintahan setempat yang sudah menetaskan ide ini.
Jalan-jalan di Malioboro ini banyak dicover oleh pohon-pohon yang cukup rindang. Pohon yang sering kali dijumpai di sini adalah pohon asem.
Disini, saya jadi mikir, kenapa kok lebih memilih menggunakan pohon asem sebagai peneduh di bandingkan dengan pohon-pohon yang lain seperti mahoni, albasia, ketapang, mangga, atau beringin.
Beberapa keunggulan yang saya amati ketika menjadikan pohon asem sebagai peneduh di pinggiran jalan-jalan Malioboro diantaranya:
- Pohon asem memiliki ukuran daun lebih kecil dari daun-daun peneduh seperti ketapang, mahoni, atau beringin. Hal ini tentu akan membuat kondisi jalan / sidewalk di malioboro tetap terlihat bersih dari sampah-sampah dedaunan yang harus meranggas dari pohonnya.
- Cabang dan ranting pohon asem bisa melebar ke segala penjuru seperti ketapang sehingga tetap bisa memberikan keteduhan bagi pejalan kaki.
- Daun pohon asem yang kecil-kecil tidak menghalangi sinar matahari sehingga meskipun teduh, namun kondisi pencahayaan tetap terang dan optimal. Hal ini tentu akan berbeda jika di setiap pinggiran jalan malioboro di penuhi dengan pohon beringin yang bisa menutup akses cahaya matahari sehingga bisa saja jalan malioboro terlihat begitu gelap dan sintrung.
Itulah 3 keunggulan pohon asem hasil pengamatan sparklepush.com selama menikmati suasana di jalan-jalan malioboro Jogjakarta.
Suasana di salah satu ruas jalan Malioboro yang cukup ramai dan banyak pohon asem peneduh jalan |
Pohon asem memiliki buah namanya Buah Asem atau kalau dibahasa inggris namanya Tamarin.
Buah Asem ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan lho. Kandungan yang ada dalam buah asem ini antara lain antioksidan yang sangat tinggi, fitonutrien, zat besi, vitamin dan mineral lainnya.
Jadi, nggak sekedar sebagai peneduh, pengurai polusi karbondioksida dan penghias jalan Malioboro saja ya.
Pohon ini recommended jika ditanam di pekarangan rumah kamu juga.
Selain pohon asem yang menjadi peneduh bagi pejalan kaki, Jalan-jalan di malioboro ini menjadi lebih indah pula dengan hadirnya bunga amarilis dan daun ungu.
Daun Bunga Amarilis dan tanaman hias daun ungu memperindah Jalan Malioboro. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
Tanaman Hias Gantung di Jalan Malioboro. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
Selain bunga amarilis yang didapuk sebagai hiasan jalan-jalan malioboro, ternyata ada juga tanaman hias lain yang "ditugaskan" mempercantik paras jalan Malioboro.
Tanaman hias gantung yang turut menghiasi jalan-jalan Malioboro ini sepertinya sejenis Wijaya Kusuma karena memiliki kemiripan.
Bunga wijaya kusuma ini memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh tumbuhan lainnya yaitu bunganya akan mekar pada waktu dinihari saja.
Nah dengan ditambahkan tanaman hias seperti di atas nggak salah kalau sparklepush.com bilang bahwa menikmati suasana jalan-jalan di jalan malioboro Jogjakarta ini memang sangat menyenangkan.
0 Komentar
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang komunikatif, sopan, berbobot, dan tentunya yang relevan.
Jika kedapetan mengandung unsur p#rn#, ujaran kebencian, Sara, politik, link aktif, hoax maka akan dihapus.
✌❤😁
🙏Terimakasih🙏