Investasi Startup. Foto Unsplash |
Makin diminati, banyak bisnis rintisan mendapatkan aliran dana investor. Lalu, apa saja yang harus diperhatikan sebelum memulai investasi startup?
Mengutip CNBC (September 2022), makin banyak perusahaan startup di Indonesia yang menerima kucuran dana dari para investor. Pendanaan ini berupa aliran dana jumbo dari para konglomerat sampai investasi pertama, investasi startup, yang diterima oleh beberapa perusahaan yang baru saja didirikan.
Salah satu alasan yang memicu investasi dalam jumlah besar adalah perkembangan yang mulai menjanjikan. Bahkan terdapat beberapa perusahaan startup yang berstatus unicorn (memiliki nilai valuasi di atas 1 miliar dolar Amerika atau setara dengan 14,1 triliun rupiah).
Tidak heran jika banyak investor yang makin tertarik untuk mendanai perusahaan startup. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai jenis investasi untuk bisnis startup ini dan juga beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum memulai investasi.
Apa itu Investasi Startup?
Investasi adalah saham atau penanaman modal pada suatu usaha tertentu dengan tujuan mendapatkan pengembalian atau keuntungan sesuai yang diharapkan atau bahkan maksimal.
Sementara, bisnis (perusahaan) startup adalah suatu usaha rintisan atau baru dirintis dari nol. Meskipun kebanyakan tidak tahu bagaimana perkembangannya ke depan, beberapa bisnis startup yang diminati, di antaranya adalah startup e-commerce, fintech, dan layanan on-demand.
Apa yang harus Dipertimbangkan sebelum Memulai Investasi Startup?
Merasa tertarik untuk melakukan investasi startup? Satu tips untuk memulai investasi – apa pun itu – adalah tidak boleh sembarangan. Tentu saja, ada banyak faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan bahkan sebelum memulainya.
1. Keuntungan yang diperoleh
Keuntungan yang diraih tiap investor bersifat beragam. Hal ini dikarenakan keuntungan berinvestasi startup diperoleh dari dividen atau bagi hasil. Dengan kata lain, besar dividen yang diterima akan bergantung pada jumlah saham yang ditanamkan setiap investor.
Investor juga bisa mendapatkan keuntungan ketika dilakukan penjualan saham perusahaan. Harga jual akan naik ketika nilai startup-nya juga meningkat, khususnya ketika dibandingkan dengan saat membeli saham perusahaan startup tertentu pertama kali.
Dalam hal ini investor harus lebih selektif dalam memilih perusahaan startup yang tidak hanya mengobral janji semata mengenai tingkat pengembalian investasi mereka.
2. Kenali dan pelajari perusahaan startup
Pada poin ini, investor harus memperhatikan beberapa hal terkait perusahaan startup yang ingin mereka danai, antara lain:
- Kondisi keuangan
Kondisi keuangan ini lebih terkait dengan cara perusahaan startup mengelola keuangan. Salah satu indikatornya, apabila kondisi keuangan perusahaan tersebut stabil dan baik, bisa diharapkan bahwa perusahaan tersebut juga akan stabil ke depannya.
Kondisi keuangan yang stabil dan konsisten secara tidak langsung juga menyatakan baiknya strategi, sistem, dan kinerja perusahaan berjalan.
- Reputasi perusahaan
Baik atau buruk, reputasi suatu perusahaan startup dapat dilihat dari kinerja perusahaan tersebut. Investor juga dapat melihatnya dari, antara lain, track record perusahaan selama beberapa tahun terakhir, prestasi, laba yang diperoleh, dan juga nama besar.
Data dan penilaian yang bagus juga merupakan indikator untuk melihat masa depan suatu perusahaan, khususnya perusahaan startup.
- Tidak hanya unik, tetapi juga solutif
Makin banyak bisnis atau perusahaan startup yang bermunculan setiap tahunnya. Para investor sebisa mungkin harus lebih jeli dalam melihat keunikan masing-masing dan solusi (pemenuhan kebutuhan target pasar khusus) yang mereka tawarkan.
Hal ini terutama berkaitan dengan daya saing perusahaan.
- Produk yang terfokus
Usahakan memilih bisnis startup yang berfokus pada satu atau tidak terlalu banyak produk atau jasa. Baru setelah diterima baik oleh konsumen, perusahaan dapat meluncurkan pilihan produk lainnya dengan business core yang serupa.
- Kemampuan beradaptasi dan bertahan
Perusahaan startup harus dapat bertahan di tengah ketidakpastian (tren bisnis, kekurangan dana, promosi yang tidak optimal, dll) dan juga beradaptasi dengan perubahan pasar, kompetitor, perkembangan teknologi, dsb.
3. Tingkat Risiko dan Jangka Waktu
Tingkat risiko dan jangka waktu investasi berkaitan erat dengan tingkat keuntungan (expected return). Apabila risiko yang ditanggung adalah rendah atau bahkan sangat rendah, imbasnya bisa diprediksi keuntungan pun juga rendah.
Jangka waktu juga menentukan risiko yang diperoleh dari suatu investasi. Investor pada umumnya memiliki jangka waktu panjang dikarenakan fluktuasi saham dari waktu ke waktu, yang juga berarti risiko yang lebih besar.
Memulai investasi apa pun itu, tidak boleh sembarangan alias harus berhati-hati. Tak terkecuali dengan investasi startup. Ada lebih banyak hal yang harus diperhatikan karena jenis bisnis rintisan ini berisiko jauh lebih besar jika dibandingkan dengan banyak bisnis yang sudah lebih mapan atau berkembang lainnya.
Referensi:
https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/63a531382b8d7/unicorn-baru-indonesia-hanya-satu-tahun-ini-bagaimana-pada-2023
https://koinworks.com/blog/berinvestasi-pada-startup/
https://www.banksinarmas.com/id/artikel/investasi-di-startup#:~:text=Investasi%20di%20startup%20biasanya%20dilakukan,tinggi%2C%20tapi%20dengan%20untung%20tinggi.
0 Komentar
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang komunikatif, sopan, berbobot, dan tentunya yang relevan.
Jika kedapetan mengandung unsur p#rn#, ujaran kebencian, Sara, politik, link aktif, hoax maka akan dihapus.
✌❤😁
🙏Terimakasih🙏