Ilustrasi Muzdalifah |
Yuk, simak pembahasan mabit di Muzdalifah secara murur: kemudahan ibadah bagi jamaah haji berisiko tinggi terbaru 2024.
Mengingat sekarang lagi musim haji, banyak jamaah Indonesia yang sedang melaksanakan ibadah haji di baitullah, tanah suci, Mekkah. Dimana, nantinya jamaah haji akan mengerjakan rangkaian ibadah haji yaitu mabit sebelum melanjutkan perjalanan ke Mina untuk melempar jumrah. Bagi jamaah haji lansia dan lainnya, bahwa melaksanakan mabit di Muzdalifah bisa menjadi momen yang cukup menantang karena kondisi fisik yang tak lagi prima. Lantas, apa yang harus dilakukan? Yuk, simak pembahasan mabit di Muzdalifah secara murur: kemudahan ibadah bagi jamaah haji berisiko tinggi terbaru 2024.
Apa itu Mabit Murur?
Mabit Murur adalah Mabit di Muzdalifah secara melintas. Artinya, jamaah haji yang memiliki kondisi tertentu bisa melaksanakan rukun haji tanpa harus kelelahan dengan mengikuti skema murur ini.
Nantinya jamaah haji tersebut tidak perlu turun dari bus saat berada di Muzdalifah. Bus akan langsung melintasi kawasan Muzdalifah dan menuju Mina, sehingga jamaah haji tetap bisa melaksanakan Wukuf di Arafah sebelum melanjutkan perjalanan rangkaian ibadah lainnya.
Mabit di Muzdalifah merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh seluruh jamaah haji.
Namun, bagi jamaah haji lanjut usia (lansia), disabilitas, atau memiliki kondisi kesehatan berisiko tinggi, maka mengerjakan mabit di Muzdalifah secara konvensional akan berpotensi menimbulkan kelelahan dan membahayakan bagi kesehatannya.
Oleh karena itu, pemerintah Arab Saudi dan Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia telah memberlakukan skema Mabit Murur sebagai solusi terbaik bagi jamaah haji untuk memudahkan agar bisa mengerjakan rangkaian ibadah Wukuf dan mabit dengan kondisi khusus.
Siapa Saja yang Diprioritaskan untuk Mabit di Muzdalifah secara Murur?
Ada beberapa ketentuan jamaah haji yang dapat mengikuti mabit di Muzdalifah secara murur untuk diprioritaskan yaitu:
- Jamaah haji lansia (lansia).
- Jamaah haji dengan kondisi kesehatan berisiko tinggi.
- Jamaah haji disabilitas.
- Pendamping dari jamaah haji kategori di atas.
- Dll
Apa Saja Keuntungan Mabit di Muzdalifah Secara Murur?
Berikut ini, beberapa keuntungan mabit di Muzdalifah secara murur bagi jamaah haji tertentu, yaitu:
Meminimalisir Kelelahan
Keuntungan mabit di Muzdalifah secara murur yang pertama adalah dapat meminimalisir kelelahan. Bagi jamaah haji yang sudah lanjut lansia atau kondisi kesehatannya tidak memungkinkan maka bisa ikut mabit secara murur agar bisa melaksanakan rangkain rukun ibadah dengan lancar. Disamping itu, dapat membantu menjaga kesehatan agar tidak kekalahan yang semakin terkuras energinya.
Bisa Melaksanakan Rukun Haji
Selain meminimalisir, keuntungan mabit di Muzdalifah secara murur yang selanjutnya yaitu agar bisa melaksanakan rukun haji. Jamaah haji yang sudah mendaftar murur di PPIH di Indonesia, maka mereka akan pandu oleh pembimbing untuk menunaikan ibadah haji secara murur. Sehingga, jamaah haji tersebut dapat melaksanakan semua rangkaian rukun haji dengan lancar, aman dan nyaman.
Memberi Rasa Aman dan Kenyamanan
Adapun, keuntungan mabit di Muzdalifah secara murur paling umum adalah memberi rasa aman dan kenyamanan. Artinya, ketika jamaah haji yang membutuhkan murur dan telah mendaftar di PPIH di Indonesia, maka pihak petugas akan memberikan pelayanan terbaik selama perjalanan menjalankan ibadah haji dengan memberi rasa aman dan kenyamanan. Hal ini dapat memudahkan jamaah haji bisa ibadah dengan khusus tanpa memikirkan kondisi kesehatan ataupun lainnya.
Namun, hal yang harus perlu kita perhatikan adalah tidak semua jamaah haji bisa mengukuti skema murur. Pasalnya, mabit Murur memiliki kuota terbatas dan pendaftaran dilakukan berdasarkan urutan prioritas. Oleh sebab itu, bagi calon jamaah haji yang sudah lanjut usia (lansia) bisa mendaftar murur ke PPIH Indonesia agar pelaksanaan ibadah haji di baitullah, tanah suci, Mekkah dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Baca Juga: Wukuf di Arafah Jatuh pada Tanggal Berapa di Tahun 2024? Tanggal, Waktu dan Panduannya
Bagaimana Cara Mengikuti Mabit di Muzdalifah secara Murur?
Berikut ini, beberapa langkah cara mengikuti mabit di Muzdalifah secara murur yang harus diketahui, yaitu:
- Segera daftarkan diri kepada petugas PPIH di Indonesia.
- Periksa apakah Anda memenuhi kriteria yang ditetapkan.
- Siapkan diri dengan baik baik secara fisik maupun mental.
- Patuhi semua peraturan yang berlaku.
- Pendaftaran biasanya dilakukan saat proses keberangkatan atau di Madinah.
- Kuota Mabit Murur terbatas, sehingga pendaftaran dilakukan berdasarkan urutan prioritas dan ketersediaan kuota.
- Dll
Mengingat lokasi Muzdalifah yang terletak tidak jauh di antara Arafah dan Mina, menjadi saksi bisu perjalanan spiritual jutaan jamaah haji dalam puncak pelaksanaan ibadah haji. Di tanah suci ini, jamaah haji akan melaksanakan rangkaian amalan ibadah lainnya setelah melewati ibadah wukuf yang khusus di Arafah. Setibanya di Muzdalifah, jamaah haji dapat melaksanakan sholat Magrib dan Isya secara jamak takhir dan qasar. Kemudian, mereka akan mengumpulkan batu kerikil untuk melakukan lempar jumrah di Mina esok harinya. Di tengah malam, jamaah haji dapat melaksanakan amalan ibadah di Muzdalifah, yaitu mabit atau bermalam hingga terbit fajar.
Mabit di Muzdalifah bukan sekadar beristirahat. Di sinilah jamaah haji dapat memanjatkan doa dan munajat kepada Allah SWT dengan penuh keikhlasan. Doa-doa yang dipanjatkan penuh ketulusan dan kekhusyukan, memohon ampunan dosa, limpahan rahmat, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Suasana hening dan khusyuk menyelimuti Muzdalifah, diiringi lantunan ayat suci Al-Quran dan doa yang bisa dibacakan sesuai kemampuan jamaah.
Mengerjakan mabit di Muzdalifah menjadi sebuah pengalaman yang sangat berharga dan lebih berkesan bagi semua jamaah haji. sini, jamaah haji dapat merasakan kedekatan dengan Allah SWT dan memperkuat untuk menjadi insan yang lebih baik setelah kembali ke tanah air.
Nah, itulah pembahasan mabit di Muzdalifah secara murur: kemudahan ibadah bagi jamaah haji berisiko tinggi yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.
Baca Selanjutnya: Puasa Dzulhijjah Kapan? Ini Jadwal dan Anjuran Amalan Puasanya
0 Komentar
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang komunikatif, sopan, berbobot, dan tentunya yang relevan.
Jika kedapetan mengandung unsur p#rn#, ujaran kebencian, Sara, politik, link aktif, hoax maka akan dihapus.
✌❤😁
🙏Terimakasih🙏