Pengalaman Pertama Berkunjung Ke Waduk Cacaban [dan Sony A6400 First Impression] [Part 3]

Pengalaman Pertama Berkunjung Ke Tempat Wisata Waduk Cacaban Kabupaten Tegal [Part 3]

Usai menikmati suasana dan pemandangan Waduk Cacaban dari Gardu Pandang kita turun nih, lewat jalan yang awal dilalui.


Hari semakin terik ya. Rasanya makin panas aja.

Namun kalau dirasakan, pasti akan jauh lebih panas dibandingkan dengan suasana kota yang penuh dengan permukiman, gedung dan gudang, karena di kota sangat sedikit ruang terbuka hijaunya.

Belum lagi, asap kendaraan yang berseliweran.

Nah, setelah turun dari Gardu Pandang, Sparklepush.com beralih ke area dermaga yang berada di sisi timur Gardu Pandang.

Untuk menuju ke Area Dermaga ini, kita harus menuruni tangga yang cukup banyak anaknya πŸ˜‚

Tenang aja, anak tangga ini nggak sebanyak yang ada di Gunung Bromo ya. Jadi nggak perlu efort lebih untuk melewati anak tangga ini.

πŸ‘‰ Baca juga: Pengalaman Pertama Berkunjung Ke Waduk Cacaban [dan Sony A6400 First Impression] [Part 2]


Foto 1: Tangga Menuju Deramaga Waduk Cacaban. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Setelah melewati tangga ini, ada sebuah papan nama 3D segede gaban yang menghiasi area dermaga Waduk Cacaban.

Jadi, di belakang papan nama ini ada Panggung Terbuka yang biasa dijadikan tempat untuk mengadakan pagelaran dan juga termasuk dermaga.

Di dermaga ini ada perahu-perahu yang siap mengantarkan para wisatawan yang ingin merasakan sensasi berkeliling di sekitar waduk.

πŸ‘‰Baca juga: Pengalaman Pertama Berkunjung Ke Waduk Cacaban [dan Sony A6400 First Impression]


Foto 2. Papan Nama 3D Waduk Cacaban Dekat Dermaga. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Sementara itu, barangkali Klepusher ingin njajan, sebenarnya di sekitar papan nama 3D ini juga ada pujasera.

Ada kios-kios yang siap menangani kebutuhan isi perut pengunjung. 

Jadi bagi kalian yang datang kesini dan kehabisan bekal, bisa beli di sini.

πŸ‘‰Baca juga: Suasana Nyore di Kota Lama Semarang Memang Vintage-nya Syahedu Banget dah....!


Foto 3. Duduk santai di samping kios penjual jajanan dan makanan di Waduk Cacaban. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Ah, bosan kalau sudah datang jauh-jauh ke tempat wisata Waduk Cacaban ini cuma duduk-duduk saja. Jadi saya pun berkeliling jalan kaki di sekitar waduk sambil fota-foto pakai kamera baru Sony Mirrorless A6400


Dan hasilnya ada di bawah ini.

Oya, selama berada di sini Sparklepush.com selalu menggunakan Sony Alpha 6400 (A6400) dengan mode auto.

Ada sedikit editing sih tapi hanya sekedar utak-atik untuk mendapatkan warna yang tepat. 

Intinya tidak over editing ya. 

Dan selama pengambilan gambar, menggunakan file row ya. bukan jpg, hal ini dilakukan supaya pada proses editing gambar tidak terlalu over.

πŸ‘‰Baca juga: Jateng Punya Spot Sunrise yang Nggak Kalah Dari Bromo, Inilah Puncak Telomoyo Via Dalangan yang Memukau [Part 3]


Foto 4. Sebuah perahu mengarungi Waduk Cacaban. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Untuk bisa mengarungi waduk yang luasnya sekitar 928,7 hektar ini tentu butuh perahu yah.

Andai saja kamu bawa perahu sendiri, mungkin Klepusher hanya perlu bawa perahunya, dayung dan alat pelampung.

Tapi, sepertinya ini bikin ribet kecuali Klepusher sudah terbiasa dengan tantangan.

Untungnya, perahu-perahu yang ada di dermaga ini bisa disewakan [dan memang sepertinya buat persewaan ya].

Tentu yang namanya sewa berkaitan erat dengan tarif 'kan.

To the pointnya sih ada 2 info yang sparklepush.com dapatkan soal tarif penyewaan perahu yaitu mulai dari Rp. 15.000 sampai Rp. 200.000-an.

Tapi kalau dipikir-pikir sih kemungkinan kalau bayar Rp. 15.000 itu kalau klepusher datang rombongan tapi kalau ingin private sewa perahunya sekitar Rp. 200.000-an.

Mohon koreksinya jika Sparklepush.com salah info yah Klepusher.

πŸ‘‰Baca juga: Jateng Punya Spot Sunrise yang Nggak Kalah Dari Bromo, Inilah Puncak Telomoyo Via Dalangan yang Memukau [Part 2]


Foto 5. Penyewaan Sepeda Listrik di Sekitar Waduk Cacaban. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Selain sewa perahu, ada juga sewa sepeda listrik. 

Kalau sewa sepeda listrik di sini sih sebenarnya nggak bisa jauh-jauh juga ya. 

Palingan juga sekitar waduk aja. atau cuma ngikutin jalur Jogging Track doang.

Kan, nggak mungkin juga kalau sepeda listrik ini dipake buat mengarungi waduk Cacaban yang kapasitas daya tampungnya bisa mencapai 90 juta meter kubik [kalau dikonversi ke galon kira-kira bisa sampai berapa biji galon yah 😁]

πŸ‘‰Baca juga: Jateng Punya Spot Sunrise yang Nggak Kalah Dari Bromo, Inilah Puncak Telomoyo Via Dalangan yang Memukau


Foto 6. Penampakan Gedung Gardu Pandang di Tempat Wisata Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Lanjut keliling-keliling sekitar waduk...!

Dan kali ini agak terpesona dengan bangunan Gardu Pandang Waduk Cacaban yang ternyata sangat tinggi juga kalau dilihat dari bawah sini.

Semoga saja bangunan ini tetap kokoh sampai anak-cucu kita yah Klepusher.

πŸ‘‰Baca juga: Pengalaman Kedua Berkunjung di Taman Rusa Brigif Dewaratna di Slawi, Kabupaten Tegal


Foto 7. Jogging Track di tepi Waduk Cacaban Kabupaten Tegal. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Perahu, Dermaga Cacaban, Open Air Stage dan Jogging Track dalam satu frame/bingkai.

Di bawah langit biru yang cerah dan dihiasi awan putih yang lembut. 

Perahu yang berjejer ditepian dermaga/anjungan ini sepertinya sedang menunggu penumpang/wisatawan yang ingin muter-muter waduk.

Usai keliling-keliling sejenak ternyata perut pun sudah mulai kelaparan.

Dan akhirnya, kios yang deket dengan tangga menuju dermaga itu jadi tempat yang tepat untuk singgah dan sembari ngadem sejenak.

πŸ‘‰Baca juga: Pengalaman Kedua Berkunjung ke Tempat Wisata Curug Bajing yang Membagongkan [Ketemu Lintah dan Katak Hijau]


Foto 8. Menunggu pesanan mie ayam di kios dekat Dermaga Waduk Cacaban. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Foto 9. Papan nama 3 dimensi dengan tulisan "BBWS Pemali Juwana"

Eit, sebentar, kok ada nama Pemali dan Juana ya?

Padahal disini bukan termasuk daerah aliran sungai Pemali bahkan Juwana?

Usut punya usut ternyata BBWS Pemali Juana adalah singkatan dari Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, unit pelaksana teknis di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR yang bertugas mengelola sumber daya air di Wilayah Sungai (WS) Jratunseluna.

Jadi BBWS Pemali Juwana memiliki tugas utama untuk mengelola sumber daya air di Wilayah Sungai Jratunseluna, yang mencakup wilayah sungai Pemali-Comal dan WS Jratunseluna.

πŸ‘‰Baca juga: Menelusuri Curug Muncar di Lereng Ragajambangan, Petungkriyono, Kab. Pekalongan [Foto] [Part 3]


Foto 10. Semangkok Mie Ayam Penyelamat Perut Lapar Selama Berada di Waduk Cacaban. Foto Dokumentasi Sparklepush.com

Akhirnya, untuk mengganjal perut yang sudah mulai lapar terpilihlah Mie Ayam.

Kuliner sejuta umat yang senantiasa ada dimanapun Klepusher berada (jawa), bahkan tanpa kecuali di Waduk Cacaban ini.

Dan seusai makan mie ayam sampai habis, sparklepush.com pun kembali berkeliling-keliling (sebenarnya sih butuh tempat buat buang hajat (buang air kecil).

Untungnya tempatnya (toilet) tidak terlalu jauh dari kios tempat makan mie ayam cuman harus naik tangga, jadi perlu bisa menahan agak lama.

Dan sesampainya di toilet, mata ini takjub melihat toilet yang bersih. Asli bersih ya...!

πŸ‘‰Baca juga: Menelusuri Nilai Tradisi di Desa Adat Kete Kesu Toraja Penuh Keindahan Budaya yang Memukau


Foto 11. Fasilitas Toilet bersih yang ada di Tempat Wisata Waduk Cacaban. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Ada dua tipe jalan di toilet ini yaitu jalan berundak dan jalan yang rata.

Jalan yang dirancang rata (tanpa anak tangga) ini sangat membantu sekali bagi mereka yang datang ke sini pakai kursi roda lho. 

Salut deh.

Nah itulah pengalaman pertama berkunjung ke tempat wisata waduk Cacaban

Beberapa hal yang bagus di sini adalah penataan tempat wisata yang sudah bagus, tiket yang terjangkau, lahan parkir yang cukup luas serta wahana yang lebih baik.

Ketersediaan fasilitas toilet bersih yang paling perlu dapat apresiasi πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘ (empat jempol sekalian) sarana ibadah (mushola) yang bersih juga.

Hal-hal lainnya bisa klepusher tambahin di kolom komentar ya...!

Sayangnya ketika siang-siang di sini udara masih terasa panas, mungkin hal ini disebabkan oleh semakin berkurangnya pepohonan ya.

Dan untuk kamera Sony A6400 menurut (subjektifitas) sparklepush.com, kamera ini sangat cocok untuk dibawa travelingan karena dimensinya yang cukup mungil dan selain itu hasil fotonya juga bagus.

Mungkin postingan selanjutnya kita perlu bahas tentang review lengkap tentang kamera Sony A6400 ini.

Salam Traveling...!!!



Posting Komentar

0 Komentar