Explore Terowongan Kebasen yang Serem Tapi Dikuat-kuatin Masuk-Keluar

Buat apa sih explore Terowongan Kebasen yang seremnya minta ampun tapi dikuat-kuatin masuk hingga keluar.


Gabut yang unfaedah sih sebenarnya tapi bikin penasaran juga dan akhirnya "haus ingin tahu" Sparklepush.com pun terobati.

Begini rincian travel storynya.

Siang itu, dari Jl. DI Panjaitan, Purwokerto, Saya beranjak dari Mess dan entah kenapa adrenalin untuk eksplor Purwokerto-Banyumas membuncah hingga tak bisa dibendung lagi.

Dan sebenarnya bisa berada di Terowongan Rel Kereta Api Kebasen ini juga keinginan yang sudah ditahan-tahan sampai akhirnya di hari Minggu 29 Agustus 2021 (busyetttt 3 tahun lebih) silam terwujud.

Okay, singkat cerita, setelah melewati berbagai medan dari Jl. DI Panjaitan, Purwokerto menuju Terowongan Kebasen, akhirnya sampai juga di area sekitar terowongan.

Sebelum benar-benar masuk ke Terowongan Kebasen, observasi lingkungan sekitar sangat perlu dilakukan. 

Yup, untuk memastikan bahwa situasi, kondisi, aman terkendali.

👉Baca juga: Uber Sunset di Ujungnegoro, Hidden Gem-nya Pantai Di Kabupaten Batang [Part 2]

Foto 1. Jembatan di sisi barat jalan flyover. Foto dokumentasi Sparklepush.com

By the way, kalau dilihat dari google map dan street view lokasi jembatan ini berada di sebelah barat jalan fly over Kebasen, Banyumas.

Dan, di sebelah baratnya jembatan lagi sudah terlihat jelas Sungai Serayu yang membentang ratusan meter lebarnya dan dengan air keruhnya.

Di sisi pembatas jembatan yang sepertinya sudah jarang sekali dilewati ini sudah mulai dihinggapi tanaman-tanaman merambat seperti yang ada pada foto 1.

👉Baca juga: Uber Sunset di Ujungnegoro, Hidden Gem-nya Pantai Di Kabupaten Batang [Part 3]

Foto 2. Lokasi jembatan yang saya kunjungi berada di sebelah barat Flyover Rel Kereta Api Kebasen. Foto Google Map.

Saat melintasi jembatan kecil  menuju area Terowongan sekaligus kolong flyover jalan Kebasen ini, yang saya rasakan adalah perasaan serem


Sepi, nggak ada orang berlalu-lalang di sini, dan entah kenapa setiap kali melihat ke arah sungai, bawaannya kebayang ada buaya

Ini bukan mistis ya. Cuma overthingking aja, atau mungkin terbawa fantasy karena sering nonton film national geographic atau film-film fiksi dengan karakter-karakter monster dan binatang buas.

Any way, semoga saja tidak ada buaya di Sungai Serayu ini ya Klepusher🤲 Amin.

Selain terasa sepi, jembatan yang satu ini seperti nggak terurus karena terlihat sudah berkarat dan dirambati tumbuhan semak.

Ada juga tanaman yang diduga adalah sejenis Centrosema virginianum

Centrosema virginianum adalah anggota dari keluarga Fabaceae dengan ciri memiliki warna dan bentuk yang sangat mencolok.

Mungkin lain waktu kita akan bahas bunga ini secara khusus.

👉Baca juga: Uber Sunset di Ujungnegoro, Hidden Gem-nya Pantai Di Kabupaten Batang.

Foto 3. Pagar jembatan kecil menuju Terowongan Kebasen. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Mencoba memotret tanaman liar Centrosema virginianum lebih dekat.

Sayangnya saya tidak membawa lensa macro jadi alakadarnya saja, pakai Sony A-500, kamera jadul saya yang sering dipakai dari sebelum 2024 dan hasilnya seperti yang Klepusher lihat pada Foto 2 dan Foto 3.

Foto 4. Penampakan Bunga Kacang Kupu-kupu yang memiliki nama ilmiah Centrosema virginianum, ada juga yang menyebutnya mirip dengan kelamin wanita.

Setelah melewati jembatan besi tua ini, langkah kaki pun terus menuju kedepan hingga berada tepat di bawah naungan Flyover Kebasen.


Dan disinilah Sparklepush.com memulai Explore Terowongan Kebasen yang serem.

Jadi sekarang berada di sekitar rel kereta api dan sekaligus berada di sebelah barat terowongan.

Terowongan ini ada 2 ya dan Sparklepush.com mengabadikan keduanya di Foto 5 di bawah ini.

👉Baca juga: Pengalaman Pertama Berkunjung Ke Waduk Cacaban [dan Sony A6400 First Impression] [Part 3]

Foto 5. Penampakan Terowongan Kebasen, Banyumas, Difoto dari sisi barat

Foto dengan caption atas bertuliskan OLD adalah Terowongan Kereta Api Kebasen versi lama yang katanya dibangun dari jaman belanda sedangkan pada foto dengan caption yang bertuliskan kata NEW adalah Terowongan Rel Kereta Api Kebasen yang masih baru dan dibangun pada tahun 2019 dengan nomor Bangunan Hikmat (BH) 1464.

Perbedaannya, Terowongan Kebasen lama masih menggunakan jalur tunggal sedangkan yang terbaru sudah memakai jalur ganda.

Dan dari bawah flyover Kebasen ini, sparklepush.com dapat melihat rambu S yang di dalam tanda seperti🚫 [lihat Foto 6].

Rambu S yang dicoret menandakan bahwa pengguna jalan dilarang berhenti, termasuk untuk menaikkan atau menurunkan penumpang ya!

Tujuan dari rambu lalu lintas seperti ini yaitu untuk kelancaran lalu lintas jalan yang ada di sekitar rambu tersebut.

👉Baca juga: Pengalaman Pertama Berkunjung Ke Waduk Cacaban [dan Sony A6400 First Impression] [Part 2]

Foto 6. POV jalan Flyover Jl. Kebasen dari bawah flyover. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Jika Klepusher mengira Foto 7. adalah arah utara maka sebenarnya bukanlah utara yang sebenarnya.

Karena sebenarnya foto jembatan rel kereta di Foto 7 ini adalah arah timur laut dan rel kereta api yang terlihat menikung tajam sebenarnya tidak demikian pada kenyataan dilapangan.

Rel kereta api pada bagian timur laut ini memang sedikit membelok tapi bukan termasuk tikungan tajam seperti tikungan yang ada di sepanjang jalur Gunung Lio, Brebes.

Ilusi optik dan pengambilan gambar secara low angle memberi kesan pada indera kita menjadi terlihat seperti menikung tajam.

👉Baca juga: Pengalaman Pertama Berkunjung Ke Waduk Cacaban [dan Sony A6400 First Impression]

Foto 7. Rel kereta ganda dan jembatan kereta api melintasi Sungai Serayu. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Dan akhirnya, sesuatu yg benar-benar ditunggu (tapi bukan mantan), akhirnya Kereta Apinya datang jua.

Yup, sudah lama sekali saya ingin memotret kereta api yang lewat di rel ini, rel kereta api yang melintasi Terowongan Kebasen.

Dan meskipun tidak se-aesthetic fotografer profesional, setidaknya, saya sudah pernah mencobanya.

Mungkin pada kesempatan lain, saya akan berusaha lebih baik dalam memotret objek sesuai dengan kaidah fotografi.

👉Baca juga: Suasana Nyore di Kota Lama Semarang Memang Vintage-nya Syahedu Banget dah....!

Foto 8. Kereta Api sedang melintas di jalur Rel Kereta Api Ganda, Kebasen. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Ibaratnya "Datang tampak muka, dan pergi tampak punggung", seperti itulah perumpamaannya.

Saya pun memotret kereta api yang melintas di rel ini hingga tampak buritan gerbong terakhir.

Foto 9. ini adalah moment pada saat sebuah rangkaian kereta api sedang memasuki Terowongan rel Kereta Api Kebasen.

👉Baca juga: Jateng Punya Spot Sunrise yang Nggak Kalah Dari Bromo, Inilah Puncak Telomoyo Via Dalangan yang Memukau [Part 3]

Foto 9. Sebuah kereta api yang masuk ke Undurpas. Foto kokumentasi Sparklepush.com

Rangkaian Kereta Api yang melintas di jalur ganda ini menghabiskan waktu kurang dari 1 menit berdasarkan pengamatan saya.

Perjumpaan yang sangat singkat namun sangat berkesan bagi saya karena, moment seperti ini jarang saya jumpai dan jarang diabadikan oleh orang-orang yang melintasi rel kereta api ini dari jalan Flyover Kebasen.

Jadi, bisa dibilang, Saya salah satu dari sekian banyak Pecinta Kereta Api yang cukup beruntung menyaksikannya dan mendokumentasikan, jika dibandingkan dengan mereka yang hanya melintas dan lewat begitu saja.

Foto 10. Gerobong terakhir dari rangkaian Kereta Api yang melintasi Terowongan Kebasen. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Setelah rangkain Kereta Api ini hilang dari pandangan, saya tak langsung memasuki Terowongan Kebasen ini.

Saya benar-benar memantapkan diri dan mengumpulkan keyakinan serta doa untuk meminta keselamatan. Saya faham betul bahwa apa yang saya lakukan sangat beresiko. Bahkan resiko dari aksi saya menelusuri Terowongan Kebasan ini bisa sangat fatal.


So, setelah mantap, yakin, dan terucap segala doa sebisanya, akhirnya saya pun mulai melangkahkan kaki mengarungi Terowongan Kebasen ini.

Dan selanjutnya, beberapa langkah sebelum masuk ke Terowongan ini, saya sempatkan memotret kondisi bagian dalam di sini, Terowongan Kebasen 1.

Penampakan terowongan kebasen pertama sebelah barat (Timur laut). Foto dokumentasi Sparklepush.com
Foto 11. Penampakan terowongan kebasen pertama sebelah barat (Timur laut). Foto dokumentasi Sparklepush.com 

Setelah masuk ke Terowongan Kebasen ini, perasaan saya begitu campur-campur.

Seneng, takjub, was-was, deg-degan bercampur jadi satu.

Senengnya karena saya bisa sampai di sini (di dalam Terowongan Kebasen).

Takjub karena baru lihat bangunan terowongan ini baru saya lihat untuk pertama kalinya dan mengetahui seperti apa Terowongan Kebasen jika dilihat dari dalam.

Was-wasnya karena khawatir ada hal-hal negative diluar logika yang mungkin saja muncul, (mungkin karena terlalu sering nonton film Sci-fi  seperti Jumper, Edge of Tomorrow, dll). 

Deg-degan karena bisa saja kereta api datang tiba-tiba sebab ini adalah jalur ganda yang memungkinkan 2 kereta bisa berpapasan.

Wah, pokoknya wadidauw lah....!

Akhirnya, saya sempatkan berhenti sejenak untuk memastikan bahwa pendengaran saya normal dan sesekali lebih konsen ke mendengarkan suara sekitar.

Ya kali aja ada kereta api yang mau lewat.

Dan selama berhenti sejenak ini saya sempatkan memotret Flyover Kebasen yang masih tampak dari dalam Terowongan ini.

Hasilnya fotonya bisa Klepusher lihat di bawah ini:

Foto 12. POV Flyover Kebasen dari dalam Terowongan. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Saya tetap melanjutkan jalan kaki untuk Explor Terowongan Kebasen yang kadang-kadang berasa serem meskipun di waktu siang bolong.

Saya merasa pantang untuk mengurungkan niat, apalagi sudah terlanjur masuk di tengah-tengah Terowong Kebasen pertama.

Di sini, saya juga mengabadikan dinding terowongan yang ternyata diberi hiasan lampu LED panjang dari pintu ke puntu dan juga ada lampu penerang lainnya.

Melihat keberadaan lampu-lampu ini terbersit sebuah pertanyaan "Lampu-lampu di terowongan ini untuk apa yah?" toh masih saja gelap.

Muncullah sebuah analisa spekulatif tentang keberadaan lampu-lampu ini.

Kemungkinan ini dijadikan penanda bagi masinis. Dan setelah saya mencoba mencari jawaban di Google, AI menjawab seperti dibawah ini.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa lampu panjang di terowongan kereta api sangat penting:

Visibilitas yang lebih baik:
Lampu panjang membantu masinis melihat dengan jelas kondisi rel dan hambatan di dalam terowongan, seperti kerusakan rel, benda asing, atau bahaya lainnya.

Keselamatan:
Dengan visibilitas yang lebih baik, masinis dapat merespons dengan lebih cepat terhadap situasi darurat dan menghindari kecelakaan.

Kemudahan perjalanan:
Lampu panjang membantu kereta api bergerak dengan lancar dan aman di dalam terowongan.

Pencegahan kecelakaan:
Lampu panjang dapat mencegah masinis dari menyetir di tempat yang tidak terlihat dan mencegah kecelakaan.

Pengaturan kecepatan:
Lampu panjang membantu masinis mengatur kecepatan kereta api dengan tepat dan aman di dalam terowongan.

Foto 13. Penampakan dinding yang diberi lampu LED panjang (sepanjang terowongan) dan Lampu Penerang lainnya.

Seterusnya...

Explore Terowongan Kebasen masih tetap berlanjut dan saat saya berada ditengah-tengah terowongan ini pun saya masih semangat memotret dengan komposisi leading line.


Di ujung terowongan yang menikung, adalah Terowongan kedua yang ada di sini, di Desa Gambarsari, Kecamatan Kebasen.

Jadi, Terowongan Kebasen (yang terbaru dengan jalur ganda) ini terbagi 2. Pada foto dengan komposisi leading line (Foto 14) di bawah ini mungkin bisa dilihat pada ujung area yang terang kemudian.

Foto 14. Leading lines photography dari Terowongan Kebasen dengan unsur, garis rel kereta api, lampu Led dan horizon line. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Setelah puas fota-foto di arah depan saya kemudian kembali menoleh ke belakang untuk melihat Flyover Kebasen berubah menjadi sebuah jembatan.

Meskipun berubah seperti sebuah jembatan, secara fungsi, menurut saya (yang bukan seorang ahli dibidang teknik sipil) Flyover sama dengan jembatan namun pada hakekatnya antara jembatan dan jalan layang (Flyover) memiliki perbedaan ya Klepusher.

Flyover (atau jalan layang) dibangun di atas jalan raya atau perlintasan kereta api untuk memisahkan arus lalu lintas dan mengurangi kemacetan, sementara jembatan dibangun untuk menghubungkan dua area yang dipisahkan oleh rintangan alam seperti sungai, lembah, atau laut.

Keterangan ini sebenarnya saya dapatkan melalui AI.

Foto 15. Mengintip Flyover Kebasen dari dalam terowongan. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Dan sebenarnya selama berada di dalam terowongan ini saya sudah persiapkan mental kali aja bertemu dengan mahluk astral.

Wujud apa pun itu, 

Termasuk monster-monster kaiju (😂 keseringan nonton Pacific Rim, Prometheus, Evolution, Predator vs Alien, Starship Troopers, Parasyte) bahkan mahluk astral. 

Memang sih, sepanjang perjalanan di terowongan ini sering mengalami bulu kuduk yang merinding mirip adegan Peter Parker yang bulu-bulu tangannya berdiri saat spider sense-nya aktif 😁.

Meskipun sudah siap mental, terkadang hal-hal tak terduga juga muncul. 

Dan benar saja! Sesuatu yang mencengangkan nampak di depan mata saya dan membuat saya shock yaitu adanya seseorang yang sedang tertidur meringkuk seperti orang yang sedang kedinginan.

Jadi, di dalam terowongan ini ada banyak bilik dengan jarak bilik yang sama dan ukuran yang sama. 

Menurut analisis saya, bilik-bilik ini dibuat untuk para pekerja Kereta Api yang bertugas mengontrol rel kereta dan bila kebetulan Kereta Api melintas, maka mereka akan masuk ke bilik ini.

Dalam tatapan yang cemas, penasaran dan iba, saya sempat memperhatikan dia cukup lama karena saya khawatir seseorang dengan pakaian yang lusuh, berdebu, berdaki dan kotor ini adalah sebuah mayat manusia.

Untungnya, dia sempat sedikit bergeming, jadi overthinking saya pun tidak terbukti yah.

Foto 16. Seseorang tertidur di dalam bilik Terowongan Kebasen. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Tapi, celakanya, ada overthinking Phase 2.0 

Pada Overthinking Phase 2.0 ini saya tidak lagi memikirkan makhluk astral atau monster melainkan zombie

Wkwkwkw.....!

Ah sudahlah, yang jelas Sparklepush.com perlu bersyukur karena sejauh ini, dari awal masuk hingga ujung terowongan kebasen pertama ini berhasil dilalui dengan selamat sentosa.

Rasa cemas, was-was, deg-degan sudah mulai berkurang 50%.

Namun sebelum keluar dari Terowongan Kebasen yang pertama ini, saya menyempatkan diri memotret sebuah tulisan angka pada bagian bawah dinding terowongan.

Foto 17. Nomor 3 pada sebuah plat besi yang tertempel di dinding bawah Terowongan Kebasen. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Akhirnya, saya pun berhasil masuk dan keluar dari Terowongan Kebasen pertama dengan perasaan yang senang dan cukup plong.

Saya cukup senang dan cukup plong karena sudah berhasil melewati rasa takut, cemas, was-was dan deg-degan.

FYI yah, Terowongan Kebasen 1 jaraknya sekitar 109 meter berdasarkan informasi yang tertera di laman wikipedia.

Ini berarti saya telah berhasil menuntaskan rasa penasaran dan keingin-tahuan saya sebesar 50%-nya karena masih ada Terowongan Kebasen II yang harus saya arungi.

Pertanyaannya, berapakah panjang Terowongan Kebasen lama?

Di laman yang sama, Terowongan Kebasen jalur tunggal (1915–2019) panjangnya nggak sampai 100 meter, yaitu 79 meter saja. Jadi lebih pendek dari 2 terowongan era jalur ganda.

Nah, pada Foto 18 menunjukkan bagian luar dan Foto 19 menunjukkan bagian dalam Terowongan Kebasen II yang panjangnya 183 meter.

Menurut laman Kumparan.com 183 meter dalam langkah maka akan membutuhkan sekitar 232 langkah pada pria. Sedangkan pada wanita, akan membutuhkan sekitar 277 langkah.

Saya sih, nggak ngitung berapa langkah kaki saya dalam menempuh Terowongan Kebasen II ini.

Bisa keluar dengan selamat saja sudah untung. Bahkan untung banget....! 🤣

Foto 18. Penampakan Terowongan Kebasen Kedua yang memiliki bentuk lebih melengkung dibanding terowongan pertama. 

Foto 19. Terowongan Kebasen Kedua dengan rel melengkung/menikung ke kiri. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Akhirnya, setelah puas menatap Terowongan Kebasen II ini dari luar, saya pun kembali melanjutkan misi kegabutan Explore Terowongan Kebasen.

Tepatnya Pukul 14:17 saya sudah berada di tengah terowongan.

Saya merasakan hembusan angin yang lebih kencang di dalam terowongan ini. Anginnya begitu menusuk namun karena sudah terlanjur masuk dan apalagi sudah berada di tengah, rasanya pantang bagi saya untuk urung.

Jadi meskipun merasakan terpaan angin yang cukup kencang, saya terus melangkah ke depan.

Saya sempet berhenti sejenak untuk melihat ke belakang. Sekedar mengkonfirmasi bahwa pendengaran saya pada saat itu baik-baik saja.

Wal hasil, saya pun kembali menggunakan Sony A-500 saya (bukan sony A-5000 ya) untuk mengabadikan suasana dan sekaligus, memotret Terowongan Kebasen I dari sudut pandang Terowongan Kebasen II.

Fotonya ada di Foto 20 berikut.

Foto 20. POV Terowongan Kebasen I dari Terowongan Kebasen II. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Sekarang, rasa cemas, was-was, deg-degan sudah mulai berkurang drastis.

Karena setalah melewati pertengahan Terowongan Kebasen II ini menandakan bahwa misi Explore Terowongan Kebasen Sparklepush.com 100% terlaksana dengan sangat baik karena tidak ada halangan atau rintangan suatu apapun.

Selain itu, Saya berhasil memotret bagian dalam Terowongan Kebasen I dan II.

Alhamdulillah Jam 14:20 saya berhasil melewati terowongan tanpa kendala. No drama, No Tragedi.


Foto 21. Berhasil melewati Terowongan Kebasen II dan memotret terowongan terakhir. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Ini benar-benar pengalaman paling menegangkan menurut saya. 

Sebenarnya taruhannya bisa nyawa melayang kalau nggak tahu kapan jadwal kereta api lewat.

Dan memang sebelum memasuki seluruh badan terowongan ini, Saya terlebih dulu mencari info Jadwal Perjalanan Kereta Api agar bisa memperkirakan kapan kereta api akan melintasi terowongan ini.

Dan benar-benar sebuah keberuntungan buat saya yang bisa masuk hingga Explore Terowongan Kebasen ini.

Foto 22. Berada di tengah jembatan sambil mengabadikan human interest. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Foto 23. Penampakan Sungai Serayu difoto dari Jembatan Serayu. Foto dokumentasi Sparklepush.com



Posting Komentar

0 Komentar